LAMPU LISTRIK DI TEMPAT TERPENCIL

Oleh: Rasmi R, S.St.M.Si

Coba anda bayangkan anak-anak kita yang masih sekolah, namun tinggal didaerah pinggiran yang hanya bisa dilewati kenderaan roda dua. Jangankan jaringan listrik jalan dengan motor saja susah, kalau malam tiba, gelap gulita disekitar pekarangan,hal ini akan sangat berpengaruh kepada minat belajarnya, sebab penerangannya hanya dengan lampu teplok yang menerangi secara samar-samar.

Bisakah mereka menikmati penerangan listrik ?, tentu saja bisa kalau tahu caranya !

Kita bisa memanfaatkan kenderaan roda 2 (motor)  yang sudah umum dimiliki sampai kedaerah terpencil sekalipun, yang dimanfaatkan adalah baterainya(accu 12 volt) yang biasa digunakan untuk starter. Kalau malam biasanya kenderaan ini hanya diparkir, namun energinya tersimpan dalam baterei. Energi inilah yang kita gunakan untuk penerangan dengan memasang lampu TL (neon) DC 20 wat, 8 wat . Biasanya akan tetap menyala dari jam 18 sampai jam 2 malam, cukup lumayan untuk belajar anak-anak, sehingga minat belajarnya tinggi dan tidak terlalu teringgal oleh anak-anak lain

Anda tak perlu kwatir kalau batereinya suak (habis) karena besok pagi setelah dicabut kabelnya, diengkol lalu jalan seperti biasa sambil ngecas baterei secara otomatis.  Nanti malam sambung lagi seperti biasa, begitulah seterusnya.!!

Kenapa selama ini kita tidak memanfaatkannya ???, karena kita tidak jeli melihat potensi suatu benda,selain manfaat utamanya. Karena sepeda motor bagi kita hanya untuk transportasi, bukan untuk penerangan, jangan disesali kita terbelakang dari negara lain.

Bangsa kita bukanlah bangsa yang bodoh melainkan bangsa yang terlambat tahu,kita bukan negara miskin, melainkan bangsa yang terlambat tahu tentang kekayaan alamnya

” Buatlah sesuatu hal yang tidak penting menjadi hal yang penting, akibatnya anda akan menjadi orang penting (orang yang bejasa)”

G 30 S, LAMPU EMERGENCY DI SAAT BENCANA

Oleh : Rasmi R, S.St,M.Si

Bagaimana perasaan anda ketika terjadai gempa  yang kuat di sore hari ataupun malam hari ???, semuanya akan panik sehingga berlarian kesana kemari dalam gelap gulita tanpa cahaya. Atau keadaan yang lebih ringan  badai beserta hujan datang dimalam hari sehingga aliran listrik padam secara tiba-tiba, mungkin yang terbayang di benak anda pastilah lampu untuk penerangan. Dalam keadaan normal memang kita dapat menagandalkan lampu emergency buatan pabrik ataupun lilin, itupun kalau anda bisa mengambilnya, bagaimana anda tidak bisa berlama-lama mencarinya ?.

Untuk mengatasi hal tersebut ikutilah pengalaman ini, yaitu dengan membuat lampu darurat dengan minyak kelapa. Kenapa dengan minyak kelapa ?, tentu ada alasannya karena:

  1. mudah didapat, dikota ataupun di desa
  2. kandungan carbonnya rendah, relative tidak berasap/jelaga
  3. Sulit terbakar (berat) sehingga resiko kebakaran rendah
  4. langsung mati kalau sumbunya tenggelam
  5. pembuatannya praktis dan tidak rumit
  6. lebih terang dari cahaya lilin
  7. mudah dibawa kemana pergi.

Bagamana cara pembuatannya ?

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Ide ini penulis dapatkan pada saat gempa 30 September 2009, ketika gempa datang sore itu, hujan langsung turun dan hari pun gelap. Dengan bekal sebuah handycam di tangan penulis mencari minyak goreng di dapur dengan fasilitas nightsoot sehingga bisa melihat dengan jelas. Untuk mengenang peristiwa tersebut lampu ini penulis beri nama “ Lampu G 30 S “(lampu Gempa 30 September 2009). Selamat mencoba !!!